Senin, 18 November 2013


  •  Berlari. . . Terus berlari sekuat tenaga demi menghindari desingan timah panas yang di tembakkan oleh para penjajah tak berhati nurani. Sungguh sesuatu yang sangat menyedihkan menjadi buruan di negri sendiri. Tetapi itulah kenyataan yang terjadi pada bangsaku saat ini. Tak ada senyum kebahagiaan, tak ada pelukan yang menenangkan, dan tak ada pula raut ketentraman di wajah para pribumi, terutama yg dijadikan budak oleh para penjajah.
    Semua kebahagiaan seolah olah telah di rampas paksa dari jiwa dan raga kami. Sungguh kekejaman para penjajah itu pula yg mendorong diriku untuk melarikan diri dari kediktatoran para penjajah, kekejaman para diktator yang tak pandang bulu, semua orang-orang pribumi baik anak kecil, remaja maupun orang yg telah lnjut usia. Dipaksa menjadi budak di negrinya sendiri melihatnya saja membuat dadaku serasa sesak dan hendak meledak. dimataku, Itulah hal terkejam yg pernah ku temui selama aku hidup. Aku terus berlari demi secercah cahaya kebebasan. Dan aku bergumam dalam hati apabila aku berhasil lolos dari kejaran para prajurit itu. Aku berjanji, aku akan menghimpun kekuatan, lalu akan ku datangkan kebebasan ke dalam genggaman para pribumi yg tertindas di negaranya sendiri. serta aku pun berjanji pada diriku sendri bahwa aku akan mengusir para penjajah keji itu dengan tangan ku sendiri. Tunggu aku para pejuang bangsa. Aku bertekad akan memimpin sebuah pertempuran maha dahsyat yg akan menjadi suatu penentu masa depan indonesia. Fikiran itu pula lah yg mendorongku untuk tak menyerah. akhirnya aku berhasil mengelabui para prajurit dan menemukan sebuah gua yang menurutku cukup aman untuk menjadi tempat persembunyian. . Dengan Nafas terengah*, ku masuki gua itu dengan badan yg terasa amat lelah. Dan tnpa aku sadari, aku ambruk dan tak sadarkan diri.

  • Esok paginya, aku dibangunkan oleh sapaan cahaya mentari pagi yg baru saja terbit dengan indahnya. Kumencoba bangkit, namun tak berhasil. "tenanglah, dan sebaiknya jangan terlalu banyak bergerak" ujar seorang pemuda yg berdiri di muka pintu masuk gua. Aku terkejut dan memperhatikan pemuda tersebut, Pemuda itu berperawakan besar, berbadan tegap dan berdada bidang. "siapa dirimu saudara ?. .mengapa kau menolong diriku ?" ujarku pada pemuda trsbt. "tak perlu alasan tertentu, kau dan aku sama-sama satu bangsa, jadi itu sudah sewajarnya bukan, lagipula satu tambahan pejuang lebih baik" ujarnya. Aku tertegun, dan tiba* mncul gejolak semangat di dadaku, akupun berkata padanya "MERDEKA KAWAN, KITA USIR PARA PENJAJAH PERSETAN ITU DARI TANAH AIR KITA. . .MERDEKA. . .MERDEKA !!!"

    Sejak saat itu, kamipun mulai mengumpulkan orang* yg bersedia berjuang untuk membebaskan tanah air dari tangan para penjajah, dan akhirnya sedikit demi sedikit kekuatan kami pun terkumpul. Dan setelah di rasa cukup. Barulah kami rancang strategi perang yg menurut kami paling menguntungkan untuk pasukan kami. Akhirnya diputuskan untuk menyerang penjara terlebih dahulu, dengan tujuan membebaskan para budak untuk menambah kekuatan perang. Penyerangan pertama berhasil dengan brilian dan akhirnya dengan semangat yg menggebu dan di dorong keinginan untuk bebas dari penjajahan. Pasukan kamipun melancarkan serangan berikutnya ke pusat pemerintahan penjajah, dalam pertempuran itu banyak sekali korban* yg berjatuhan, darah berlinang dimana*, para pejuang tumbang dengan gagah perkasa. tetapi kami tetap terus maju, semangat kami takkan ciut karna kami telah bertekad untuk meraih kemerdekaan. Kemerdekaan yg kami impikan sejak lama. Kamipun bertekad bahwa kami akan di ingat sebagai pusaka negara oleh anak cucu kami kelak. Kami akan menggapai kebebasan itu dengan tangan kami sendiri. "Ingatlah Wahai para penjajah, kami akan rebut kembali apa yg menjadi milik kami. Enyahlah kau", teriakku,
    membakar semangat para pejuang dan ternyata hasilnya sangat luar biasa, semua yg berjuang di medan perang penentuan itu berjuang dengan begitu gagah berani dan hingga akhirnya peperangan itu usai dengan kemenangan di tangan kami. . MERDEKAA. . .MERDEKAA

    Itulah kisah perjuangan terakhir kakek yg ia ceritakan padaku. Cerita yg begitu sangat menakjubkan dari seorang pejuang bangsa.
0 Comments
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar